Mengasah Pikiran dan Bukan Hanya Hati

Berpikir Teknis untuk Memperluas Kerajaan Allah

Banyak dari kawan saya berpendapat bahwa saya orangnya dominan otak dan bukan hati, sehingga pembicaraan saya lebih ke arah teknis daripada teori. Sekarang saya mau sharing mengenai cara pikir kita sebagai anak Tuhan. Saya percaya kalau soal hati, kebanyakan dari kita tidak bermasalah. Dipulihkan, terisi firman, dan dijaga doa. Tapi bagaimana dengan otak (pikiran) dan kepribadian kita?

Kualitas kita sebagai orang beragama tidak semata-mata ditentukan oleh hati, tapi juga pikiran dan kepribadiuan. Kenapa gembala gereja harus melewati proses yang sulit untuk mendapat jabatannya? Padahal kita sangat kekurangan gembala.  Kenapa sih mereka harus sekolah dulu sebelom ada di gereja? Romo Katolik saja sekarang jumlahnya sudah kekurangan sekali, kenapa sih malah dipersulit dengan sekolah teologi dan umel-umel lainnya?

Sekarang bayangkan saja, saya ingin menjadi gembala. Yauda langsung deh saya mimpin gereja. Lalu suatu ketika seorang umat menghadap saya menceritakan masalahnya. Andaikan dia mempertanyakan asal usul dinosaurus dan kaitannya dengan Alkitab, atau pertanyaan kenapa di kitab Imamat bertentangan dengan baik Kitab Kejadian dan Perjanjian baru. Saya tidak bisa menjawabnya. Alhasil, umat kecewa, gosip menyebar, gereja sepi, dan mungkin bisa bubar.

Langsung kita prove pake Alkitab -dengan Kisah Musa dari keluaran 3-7

‘Tetapi AKU AKAN mengeraskan hati Firaun, sehingga ia tidak mengijinkan Israel pergi”

Ada penekanan bahwa kekerasan hati Firaun merupakan bagian dari rencana Tuhan Kalau kalian bandingkan di pasal 3 dan 7, satu perbedaan mencolok adalah bahwa awalnya Musa itu lembek sekali, sampai sampai tidak mau melakukan apapun yang disuruh Tuhan – menjadi alasan Harun yang bertindak (harap dicatat bahwa tulah-tulah tersebut Harun yg ‘melakukan’ bukan Musa — silahkan buktikan sendiri) contohnya di Keluaran 8:17 . Sedangkan di ayat Keluaran 10 : 29, Musa udah berani menantang Firaun. Sepanjang proses tersebut, Musa dibentuk supaya dia siap dan tegar mimpin Israel. Bayangkan saja, kalau Musa tidak dipersiapkan dan langsung diberi tanggung jawab menjadi pemimpin, pastinya akan ikut terintimidasi ketika Umat Israel berteriak mati ketakutan – “Apakah engkau membawa kami keluar dari Mesir hanya untuk mati di tempat lain?”

Masih banyak kisah kisah Alkitab yang bisa digunakan untuk membuktikan bahwa pikiran pun sama pentingnya dengan hati, namun saya harap kisah Musa cukup menjadi pilihan terbaik dalam meyakinkan anda tentang hal tersebut.

Ada tiga pertanyaan yang bisa kita tanyakan kepada diri sendiri ketika menjalani proses pembentukan dari Tuhan

  1. Kenapa Tuhan kasih proses yang seperti ini?
  2. Apa yang harus kita lakukan?
  3. Apa yang bisa kita pelajari dari proses ini?

Bila setiap kali dapat kita hanya bisa berkata ‘saya harus lebih dekat ama Tuhan’ , akhirnya anda akan kecewa dengan Tuhan karena tidak bisa memahami apa yang Tuhan ingin berikan ke anda. Inget film Facing the Giant? Dia berdoa dengan berkata ‘BERIKAN YA TUHAN KALAU AKU SUDAH SIAP’ ia secara praktikal memang mempersiapkan dengan cara mengembangkan tim dia melalui catatan-catatan, dan ketika dia sudah siap, Tuhan benar-benar mencurahkan berkatnya yang luar biasa. Meskipun fiksi, namun contoh itu juga di dukung dengan firman yang disinggung tadi, jadi make sense kan?

Adrian Siaril
Adrian Siaril

The boss

Articles: 599

3 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  1. hi!,I love your writing so so much! share we keep in touch more about your post on AOL? I need a specialist in this house to resolve my problem. May be that’s you! Looking ahead to look you.

  2. Lorsque vous prenez des photos avec un téléphone mobile ou une tablette, vous devez activer la fonction de service de positionnement GPS de l’appareil, sinon le téléphone mobile ne peut pas être positionné.