Investasi Mempersiapkan Resesi

Teorinya, resesi berlangsung 10 tahun sekali. Melihat dua resesi yang sebelumnya terjadi di tahun 1998 dan 2008, harusnya 2018 terjadi resesi. Namun karena tidak, banyak analis yang berkata bahwa resesi bukanlah batal terjadi, namun hanya tertunda. Yang berarti, kalau memang ucapan mereka benar, resesi akan terjadi dalam waktu singkat ini.

Nah, sebelum ketika resesi terjadi, investasi apa yang harus kita koleksi untuk memaksimalkan retur kita? Saya mencoba memberi saran dan penjelasan dalam tulisan ini.

1. Obligasi Negara

Obligasi negara memang tidak memberikan retur setinggi obligasi perusahaan, namun dalam resesi, performa perusahaan penerbit obligasi bisa saja terganggu sehingga ada kemungkinan kecil bahwa obligasi tidak bisa dilunasi.

Hal ini tentu jauh berbeda dengan obligasi negara yang jadwal pembayarannya sudah dituangkan terlebih dahulu dalam anggaran negara. Memang, obligasi negara tidak 100% aman juga karena pernah ada sejarah negara yang gagal bayar obligasi negaranya sendiri, namun hal tersebut tidak pernah terjadi di Indonesia!

Yang menarik dari obligasi adalah retur nya yang dijamin tidak bisa turun dibawah nilai tertentu, serta jaminan bahwa pokok modal akan dikembalikan seutuhnya, sehingga memberikan kepastian disaat ekonomi sedang tidak pasti.

Karena sekarang obligasi makin terjangkau, bisa dibeli dengan hanya minimum 1 juta rupiah, maka obligasi negara menjadi semakin menarik apalagi bila anda membeli seri ORI yang bisa dipindahtangankan atau dijual kembali kapan saja bila kepepet butuh uang.

Saya merekomendasikan beli obligasi di:

Investree, daftar dengan kode referral saya LJGZ3

Modalku, daftar dengan kode referral saya jdq73oc9

Invisee, daftar dengan kode referral saya @AS0e99d

2. Deposito

Investasi paling klasik yang kemungkinan besar dimiliki setiap orang. Meskipun returnya menyedihkan dan belum tentu lebih tinggi dari biaya adminnya, bagaimanapun deposito adalah investasi paling aman karena dijamin oleh sesuatu yang bernama LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).

Saya merekomendasikan membuka deposito di bank yang tidak memberlakukan biaya administrasi, memberikan bunga cukup kompetitif, dan tidak mengenakan biaya bila mencairkan deposito sebelum jatuh tempo.

Oleh karena itu rekomendasi saya jatuh pada

Jenius, melalui produk flexi saver dan maxi saver

Jenius melalui kedua produknya tersebut memenuhi seluruh syarat saya untuk menjadi tabungan deposito yang lumayan oke.

3. Asuransi Premi Tunggal

Seperti yang sudah saya jelaskan di tulisan sebelumnya, sebenarnya unit link asuransi juga merupakan reksadana yang bahkan mengenakan beberapa biaya yang makin menggerus retur anda.

Namun ada satu jenis asuransi unit link yang memberikan retur terjamin tanpa mengenakan biaya sepeserpun. Saat ini saya hanya kenal satu dan tidak ada ditempat lain

Simas Investa Link, yang disediakan oleh PT. Simas Jiwa (grup Sinarmas)

Produk ini sebenarnya ‘deposito’ dengan bonus asuransi jiwa, karena menjamin pokok modal anda, memberikan persentase retur yang dijamin (meskipun nilai yang dijamin di sesuaikan setiap jatuh tempo), serta bisa otomatis cair atau diperpanjang setiap beberapa bulan sekali.

Jadi tidak usah heran lagi bila produk unit link yang biasanya dihindari saat resesi malah kali ini malah direkomendasikan, karena unit link ini sangat berbeda daripada yang lainnya.

4. Reksadana Tertentu

Sudah jelas reksadana pasar uang akan aman dimiliki saat resesi tiba, karena reksadana pasar uang hanya mengelola uang investor di obligasi jangka pendek (dibawah 1 tahun) serta sertifikat deposito.

Saya sebelumnya bilang bahwa perusahaan yang terganggu resesi mungkin meningkatkan risiko instrumen obligasi yang menjadi komponen dua reksadana ini. Oleh karena itu, sebelum memilih produk reksadana, pastikan memperhatikan komposisi didalam reksadana tersebut. Pilihlah yang komponennya merupakan obligasi negara, bukan obligasi perusahaan.

Nah, yang sebenarnya paling menarik adalah reksadana terproteksi, yang menjamin nilainya tidak akan turun dibawah modal dasar anda. Sayangnya reksadana terproteksi ini cukup sulit ditemui karena hanya ditawarkan pada waktu tertentu dan biasanya hanya bisa dibeli dengan nominal yang cukup besar.

Untuk reksadana saham dan campuran sebaiknya dihindari sebelum resesi, karena komponen saham yang ada di dalamnya kemungkinan akan turun nilainya ketika ekonomi sedang sulit. Kendati demikian, membeli reksadana saham saat resesi SUDAH terjadi justru bisa memberikan imbal balik yang optimal, karena ketika resesi berakhir nilai saham-saham nya akan berangsur pulih.

Agen penjual reksadana saat ini sudah sangat banyak sekali, rekomendasi dan perbandingannya bisa dilihat di tulisan ini.

5. Emas

Emas sudah terkenal sebagai safe haven, yaitu bentuk investasi likuid yang mudah dicairkan dan tidak fluktuatif. Dua karakteristik tersebut membuat emas menjadi salah satu komposisi portfolio ideal menjelang resesi.

Emas di tahun 2019 ini semakin mudah didapatkan karena bisa dibeli dalam bentuk digital, sehingga membutuhkan modal yang cukup minim. Kendati demikian, saya menyarankan untuk mengubah semua emas digital anda ke bentuk fisik ketika bau bau resesi sudah mulai tercium, untuk beberapa alasan:

⁃ Agar emas fisik anda bisa dijual dengan mudah ke berbagai pihak, termasuk pihak diluar Indonesia. Selama masih dalam bentuk digital, anda hanya bisa menjual emas tersebut ke pihak tempat anda membeli. Anda terkunci pada satu pihak saja yang mungkin tidak memberikan harga beli terbaik atau bahkan menolak membeli kembali emas anda.

⁃ Dalam resesi, bisa saja kelangsungan usaha sang penjual emas terganggu. Selama masih dalam bentuk digital, anda tidak tahu apakah saldo emas anda benar-benar ada bentuk fisiknya yang siap ditarik kapan saja. Amit – amit kemungkinan terburuknya, si penjual emas nya bisa bisa pailit.

Sama seperti penjual reksadana, penjual emas di Indonesia pun makin menjamur belakangan ini. Saya membandingkan mereka semua di tulisan ini.

Bagaimana dengan P2P lending?

Meskipun blog ini eksis karena bahas P2P lending, saya harus jujur berkata bahwa P2P lending bukanlah investasi yang kebal resesi.

Pembahasan P2P lending yang tadinya ingin saya sampaikan disini menjadi terlalu panjang sehingga saya membuat artikel baru untuk membahasnya.

Baca: Analisa P2P lending saat resesi

Penutup

Saya termasuk golongan yang percaya resesi memang benar akan tiba, meski tidak tahu kapan terjadinya. Saya siap saham saya anjlok, tapi saya siap juga membeli lebih banyak saham ketika harganya anjlok semua. Nah untuk mengamankan uang saya dengan retur yang optimal selama pasar saham jatuh, saya akan membagi alokasi investasi saya menjadi dominan ke instrumen-instrumen yang telah saya bahas disini.

Semoga kita semua bisa cuan saat resesi!

Adrian Siaril
Adrian Siaril

The boss

Articles: 591

20 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  1. Untuk reksadana terproteksi, berarti tidak terdampak ya pak?

    Saya dengar dari orang tua tahun 98 saat resesi, bunga deposito melonjak tinggi hingga 60%. Tahun 2008 biasa saja dan mereka bahkan tidak sadar kalau sedang resesi meski inflasi belasan persen dan IHSG anjlok.

    Kira kita yang periode sekarang bakal mirip yang mana pak? Dan bila kejadiannya kaya 98, dimana bunga deposito melonjak, kira kira RDPU nya akan ikut lompat atau malah hilang karna bank nya pailit ya pak?

    • Ilmu saya belum cukup tinggi untuk menjawab pertanyaan tersebut pak.
      Logikanya sih harusnya ga separah 98 karena negara makin cerdas, bank dunia sudah belajar dari kesalahan, dan orang-orang sudah mempersiapkan diri dengan baik menghadapi potensi resesi.

  2. RDPU bukannya justru terkena ya bro klo resesi? Kan LPS cuma jamin 2M, itupun klo bunga nya sesuai LPS, yg mana klo reksadana meski deposito, diatas LPS rata-rata.

    Kalau reksadana terproteksi, siapa yg menjamin ya bro itu?

    • Saya berpacu dari sini sih –> https://www.bareksa.com/id/text/2019/08/21/kalau-benar-ada-resesi-reksadana-apa-yang-tepat-buat-investasi/22954/news

      logikanya RDPU main di obligasi jangka pendek jadi likuiditas tinggi di sisi manajer investasi, sehingga pencairan ke investor pun tergolong lancar.

      biasanya yang menjamin antara manajer investasinya atau penerbit underlying assetnya . contoh https://www.insights.id/product/reksa-dana-terproteksi-insight-terproteksi-39

      • Trims bro. Saya cek artikel itu sepertinya tidak begitu detail menjelaskan tentang RDPU dan resesi.

        Disitu intisari yg saya dapat :
        Pengamat AS menyatakan resesi mungkin tidak terjadi.

        RDPU mayoritas deposito, tapi tak dijamin LPS

        Sehingga, dari segi liquid memang bahus. Namun dari segi resesi malah bahaya karena tidak ada peran LPS disitu. Malah dana hilang kalau bank kena likuidasi.

        Sepertinya reksadana dengan 90% lebih Portofolio pada Obligasi negara justru lebih aman saat resesi. Karena dana Tidak bisa hilang sebagaimana likuidasi bank. Resiko tersisa tinggal fluktuasi Harga obligasi di pasar sekunder.

        Kalau Reksadana yang seperti danamas stabil malah lebih aman lagi karena 100% ORI dari pasar primer. Jadi fluktuasi nya juga tidak ada.

        Yang teproteksi menarik jg. Dijamin mereka sendiri mirip p2p koinworks ya bro kayanya

        • Bro hanan, saya sudah keliling dunia internet, tanya manajer investasi dan temen2. Ga ada satupun yang bilang rdpu kena dampak buruk resesi. Justru setau saya komponen term deposit dalam rdpu kecil untuk sebagian besar RDPU, kebanyakan mengandung obligasi yang berumur dibawah 12 bulan. Rasanya lebih aman obligasi yang sudah hampir lunas atau obligasi yang baru terbit? Ketika dua duanya gagal bayar, yang mana yang modalnya lebih banyak nyangkut? Obligasi negara memang lebih aman krn kebetulan indonesia belum pernah gagal bayar obligasi negara, tapi obligasi korporasi tetap terekspos risiko kalau perusahaannya macet. Memang ada sih RDPU yang isinya cuma TD doang seperti BNP rupiah plus dan Ashmore pasar uang, nah kalau itu kudu dicek taruhnya di TD bank apa.

          • Wah keren bro sampe keliling dunia.
            Berarti bagus nih RDPU sudah 2 krisis sama sekali ndak hilang kerna likuidasi yg 98.

            Berarti keterangan cs yg saya temui itu masih perkiraan sj status nya. Hehe

            Obligasi yg nyangkut tentunya yg hampir lunas kemungkinan gak nyangkut bro. Ini ya isinya RDPU

            Berarti enak RDPU yg banyak obligasi nya kaya SMMF nih daripada full deposito.

            Btw Obligasi RDPT yg saya maksud yg kaya ABF, Victoria gt gt bro yg ga pake korporasi

          • Iya saya sih lebi suka rdpu yang dominan bonds jangka pendek supaya return lebih tinggi. Untuk rdpt saya sama kaya bro Hanan suka yang negara juga seperti MINION Mandiri dan Manulife Obligasi Negara

          • Wah berarti saya sudah di jalan yg benar hehe. Mirroring suhu

            Mana kebetulan kok rdpt nya saya ada pegang moni 2 juga. Meski cuma tempat transit untuk ke ABF hehe paling enggak ada yg mirip

            Kalau boleh tahu kenapa bro Adrian prefer RDPT yg negara daripada korporat?

          • Krn seperti komentar saya sebelumnya bahwa indonesia kebetulan belum pernah galbay obligasi jadi secara historikal lebih teruji performanya. kalau untuk obligasi korporasi itu kan ada banyak grade nya ya dari A sampai C, kebetulan saya belum cukup ahli untuk research performa bonds jadi saya lebih prefer obligasi negara saja.

  3. Ada alternatif untuk Simas Investa Link yang sudah tidak ditawarkan? Sepertinya ini sudah mau terjadi resesi ya karena Corona

  4. Keyloggers are currently the most popular way of tracking software, they are used to get the characters entered on the keyboard. Including search terms entered in search engines, email messages sent and chat content, etc.