Dalam dunia perbankan, pengelolaan sistem limit kartu kredit berperan penting dalam strategi keuangan pribadi. Di Indonesia, terdapat dua pendekatan yang umum digunakan oleh bank dalam mengelola limit kartu kredit: limit gabungan dan limit terpisah. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya, yang dapat mempengaruhi keputusan Anda dalam memilih dan menggunakan kartu kredit. Mari kita jelajahi lebih dalam kedua sistem ini.

Sistem Limit Gabungan

Sebagian besar bank di Indonesia, seperti UOB, BCA, Permata, dan Mandiri, menerapkan sistem limit gabungan. Dalam sistem ini, semua kartu kredit yang Anda miliki dari bank yang sama akan memiliki limit yang gabungan. Artinya, total limit kredit yang Anda miliki terbagi atas semua kartu yang Anda pegang.

Contoh Kasus:

Misalkan Anda memiliki empat kartu kredit dari Bank Permata: Cashback, Shopping, Rewards, dan AirAsia, dengan limit total gabungan Rp15 juta. Jika Anda menggunakan kartu Rewards dan menghabiskan Rp5 juta, maka sisa limit yang dapat digunakan untuk kartu lainnya adalah Rp10 juta. Ini memudahkan dalam pengelolaan keuangan karena Anda tidak perlu mengkhawatirkan berapa banyak limit yang tersisa di setiap kartu secara individual.

Contoh penambahan kartu dengan sistem limit gabungan

Ketika ingin menambah kartu baru, seperti UOB Garuda Indonesia yang membutuhkan limit minimal Rp15 juta, Anda dapat mengajukan permohonan penambahan kartu asalkan total limit gabungan Anda memenuhi syarat tersebut. Hal serupa bisa diterapkan di kartu kredit BCA yang juga menerapkan limit gabungan

Sistem limit gabungan mempermudah nasabah mendapatkan banyak manfaat unik dari banyak kartu kredit tanpa harus pusing mengajukan setiap kartu baru. Itu alasannya saya memiliki empat kartu berbeda dari bank Permata yang masing-masing memberikan manfaat unik.

Sistem Limit Terpisah

Di sisi lain, beberapa bank seperti BNI dan BRI menerapkan sistem limit terpisah untuk setiap kartu kredit. Dalam sistem ini, setiap kartu kredit yang Anda miliki memiliki limit tersendiri, yang tidak terpengaruh oleh penggunaan atau limit kartu lainnya.

Keuntungan:

Sistem ini memberikan fleksibilitas lebih bagi pemegang kartu untuk mengelola limit mereka secara individual per kartu. Ini juga bisa menjadi keuntungan jika Anda ingin memastikan bahwa penggunaan satu kartu tidak mempengaruhi kemampuan limit Anda pada kartu lain.

Tantangan:

Pengajuan kartu baru di bank dengan sistem limit terpisah tidak selalu langsung disetujui. Limit yang akan diberikan pada kartu baru bisa bervariasi—sama, lebih rendah, atau bahkan lebih tinggi—tergantung pada penilaian kredit terbaru Anda.

Hal ini bisa jadi tantangan tersendiri kalau anda mau mengoleksi kartu kredit dari suatu bank. Misalnya anda membutuhkan kartu BNI Garuda dan juga BNI Batik karena memberikan manfaat unik untuk dua maskapai yang berbeda. Anda tidak bisa langsung mengajukan keduanya. Anda harus mengajukannya satu per satu, dan harus ada jeda 6 bulan sebelum bisa mengajukan yang lain.

Untuk bisa memiliki kartu kredit BNI Batik dan BNI Garuda, anda harus mengajukan keduanya secara terpisah, dan tidak ada jaminan keduanya pasti akan diterima.

Kesimpulan

Pemilihan antara bank yang menerapkan sistem limit gabungan atau terpisah harus disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya pengelolaan keuangan Anda. Jika Anda lebih suka kemudahan dalam mengontrol total pengeluaran kredit, sistem limit gabungan mungkin lebih cocok. Namun, jika Anda menghargai fleksibilitas dan independensi dalam pengelolaan masing-masing kartu, sistem limit terpisah bisa menjadi pilihan yang lebih tepat.

Memahami kedua sistem ini akan membantu Anda dalam membuat keputusan yang lebih informasi tentang penggunaan dan pengajuan kartu kredit baru, sehingga dapat mengoptimalkan manfaat finansial dari fasilitas kredit yang Anda miliki.