Pecicilan dan Mata Menawan

Hai engkau gadis idamanku
Tahukah kamu
Kalau aku
Hanya ingin melihat senyummu
Pecicilan aku dianggap dirimu

Hai engkau gadis pujaanku
Tahukah kamu
Kalau aku
Hanya ingin melihat tawamu
Pecicilan kauanggap diriku

Aku bukan pria idaman
Aku bukan bangsawan
Aku bukan pangeran
Aku bukan seorang tampan
Bagimu aku pecicilan

Bermain basket bukan ahliku
Pendiam bukanlah sifatku
Tinggi bukanlah badanku
Uang bukanlah kepunyaanku
Pecicilan kauanggap diriku

Hai engkau gadis dimimpiku
Tahukah engkau
Kalau aku
Mendekati temanmu
Supaya aku mendapat restu
Pecicilan dimatamu diriku

Maaf gadis impianku
Aku tak bisa berubah untukmu
Aku tak mau merubah diriku
Aku tak sanggup tuk itu

Aku hanya manusia
Bukanlah seorang dewa

Seorang manusia
Yang cinta pada wanita
Bukanlah dewa
Yang memenuhi mau wanita

Inilah aku
Inilah aku yang kau kira batu

Hai engkau gadis dihatiku
Tahukah engkau
Hancur pula sebuah batu
Bila ia dan air bertemu

Aku bukan pahlawan berparas tampan
Yang berperang melawan setan
Yang makan perempuan perawan

Aku hanyalah seorang Adrian
Yang pernah cinta perempuan
Yang bibirnya masih perawan
Yang kau anggap pecicilan

Air mata kuteteskan
Mendengar pecicilan
Hati kukoyakkan
Mendengar itu julukan

Maafkan
Telah mengecewakan
Carilah yg kauinginkan
Maafkan
Diriku bukan yg kau pikirkan

Memang kukenal bnyk perempuan
Tapi di hati satu perempuan
Perempuan dengan mata menawan

her choice, not me
Adrian Siaril
Adrian Siaril

The boss

Articles: 599

One comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.