Menyambut Kemerdekaan Indonesia

Kemerdekaan kembali dirayakan tahun ini. Beberapa merasa bertambahnya umur kemerdekaan merupakan sesuatu yang berharga, namun yang lainnya merasa perayaan kemerdekaan adalah sesuatu yang statis dan tidak bermakna apa-apa.

Anak muda seperti kita, tentunya memiliki pemikiran yang lebih kritis. Melihat keadaan negara tempat kita berpijak sekarang, tentu kita merasa banyak hal di Australia yang harusnya ada di Indonesia juga. Apa saja? Ah, kalau saja sebutkan satu persatu, lebih baik saya menulis sebuah buku !

Ketika beberapa antusias menyuarakan perubahan, lebih banyak yang kelihatan apatis.

Keadaan kita yang apatis tak jauh berbeda dengan Gideon dulu ketika Israel sedang ditekan oleh bangsa Midian. Gideon yang sebenarnya punya potensi, memilih untuk bersembunyi dan malah mengirik gandum (pekerjaan yang tidak besar – Hakim Hakim 6:11)

Ketika Tuhan memilih dia untuk membawa perubahan, Gideon menunjukkan sikap apatisnya dengan berkata “Kalau Tuhan menyertai kami, kenapa keadaan kami melarat begini? Saya ini orang kecil pula.” (dipersingkat, ayat 13&15)

Tuhan malah menjawab dengan mengutus Gideon. Kenapa? karena Tuhan butuh (keikutsertaan) Gideon (alias kita) sebagai tangannya (ayat 14). Dia tidak ingin kita diam dan hanya mengikuti angin (pasrah pada keadaan)

“Saya tak mau jadi pohon bambu. Saya mau jadi pohon oak yang berani menentang angin ” – Soe Hok Gie.

Kalau kamu pikir kisah Gideon sudah tak relevan karena terlalu ‘religius’ dan ‘kuno’, bacalah kisah Soe Hok Gie, seorang aktivis orde lama beragama Katolik yang menyuarakan perubahan lewat tulisan dan kegiatan non-konvensional.

Berusaha membawa perubahan tidak pernah harus dengan cara-cara yang ‘wah’ dan besar. Gideon pun memulai tugas pertamanya (ayat 25-26) hanya dengan merobohkan mezbah Baal dan membangun mezbah Tuhan, menunjukkan kepada komunitasnya bahwa mereka salah. Soe Hok Gie memulai pergerakan pertamanya dengan menunjukkan kepada komunitasnya bahwa mereka harus berbuat sesuatu.

Relevannya untuk kita,

1. Cari apa kelebihan dirimu (apa yang kamu suka dan ahli lakukan) dan tekunkan itu.

2. Mintalah arahan Tuhan dan percayalah Ia bersama kamu karena Dia pun ingin kamu maju.

3. Mulailah bertindak di komunitas terkecilmu, tunjukkan kamu anak Tuhan yang punya potensi, dan bawa dampak baik dengan apa yang kamu punya!

“Hanya ada 2 pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus. Tetapi aku memilih untuk jadi manusia merdeka”

― Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran

“…Tetapi Tuhan lah yang akan berkuasa atas dirimu ”

― Gideon, Hakim – Hakim 8:23 (implicit)

Adrian Siaril
Adrian Siaril

The boss

Articles: 599

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.