Diskon khusus pembaca blog! Gunakan kode ADRIANSIARIL untuk dapat diskon 20% di kursus C4: Cari Cuan Kartu Kredit.

Dua Jenis Auntie Anne’s di Indonesia

Bagi anda penggemar Auntie Anne’s di Indonesia, pernah tidak anda menyadari satu hal janggal?

Bila anda melihat syarat dan ketentuan promosi untuk Auntie Anne’s di Indonesia (entah OVO, BCA, atau lainnya) selalu bertuliskan demikian:

TIDAK BERLAKU DI CABANG PURI INDAH MALL, TAMAN ANGGREK, PIM, DAN PARIS PAN JAVA

Maklum, saya pemburu promo dan selalu membaca syarat dan ketentuan untuk menghidari kesalahpahaman.

Rasa penasaran saya diperkuat karena dua dari empat cabang tersebut merupakan cabang favorit saya – yakni Taman Anggrek dan Puri Indah Mall. Dulu sebelum ada Lippo Mall Puri, Central Park, dan mal-mal baru lainnya, saya paling sering main ke dua mall tersebut, sehingga di dua mal tersebutlah tempat saya sering membeli Auntie Anne’s sejak berumur 11 tahun (iya, serius).

Bila anda sudah lama mengkonsumsi Auntie Anne, pasti akan menyadari satu hal janggal lagi selain masalah promosi – menu yang ditawarkan empat cabang tersebut berbeda dari semua cabang Auntie Anne’s lainnya. Satu contoh – favorit saya – adalah cheese stick mereka. Cheese stick milik empat cabang tersebut mirip pretzel keju biasa, yakni original pretzel dilapisi dengan keju. Sedangkan Cheese stick milik cabang lainnya sangat berbeda, yakni dilapisi almond dan berisi cream cheese.

Ibu saya tercinta sangat mempermasalahkan hal ini. Dia benci sekali cheese stick yang diisi cream cheese dan dilapisi almond. Setiap kali saya pergi ke Puri Indah Mall atau Mall Taman Anggrek, ia pasti dengan senang hati menitip beli cheese stick yang dia suka. Padahal ibu saya sebenarnya bukan pecinta keju, tapi demi cheese stick tersebut, dia mendadak suka keju.

Di hari ketika artikel ini ditulis pertama kali, saya akhirnya mengetahui fakta dibalik keanehan ini. Karena stall Auntie Anne’s di Taman Anggrek sedang sepi, saya menyempatkan diri mengobrol dengan staf yang sendirian menjaga disana. Ia membuat, melayani, serta menerima pembayaran seorang diri. Artikel ini akan ditulis berdasarkan diskusi saya dengan beliau, yang bernama pak Almarhum Jimmy (sudah tiada per hari ini) serta staf Auntie Anne lainnya di Pondok Indah Mall 2 yang namanya saya rahasiakan karena masih hidup.

Saya tidak mengutip wawancara dengan staf Auntie Anne di cabang lainnya karena mereka semua ga nyambung diajak ngomong, seolah tidak tahu apapun soal perusahaan mereka dan juga tidak peduli, beda sekali rasanya ngobrol sama staf Auntie Anne di Taman Anggrek dan PIM tersebut. Anda akan pahami alasannya di pembahasan selanjutnya.

baked goods bakery bread breakfast
Photo by Pixabay on Pexels.com

Terjadi Perpecahan Franchise Auntie Anne di Indonesia

Bapak Almarhum Jimmy bercerita, bahwa memang ada dua pihak berbeda yang memiliki ijin lisensi untuk merk Auntie Anne’s di Indonesia. ‘Empat cabang’ yang daritadi kita bahas merupakan milik perseorangan bernama pak Wawa (owner Paris Pan Java) yang selama belasan tahun sudah beroperasi, sedangkan belasan cabang lainnya merupakan milik PT. Pretzelindo Sukses Pratama yang berlokasi di Alam Sutera. Bosnya adalah cici cantik yang bisa anda lihat disini . Ia berkata bahwa Pretzelindo Sukses Pratama lahir dari ‘orang dalam’ yang mengkhianati pak Wawa dan mencuri lisensi Auntie Anne dari pusatnya di Amerika. Saya tidak mau membenarkan atau menyalahkan pernyataan tersebut, untuk menghindari serangan legal dari PT. Pretzelindo Sukses Pratama. Jadi silakan saja percaya atau tidak percaya.

Hari ini, memang hanya tersisa dua cabang yang masih dikelola oleh Pak Wawa tersebut. Hanya sisa di Pondok Indah Mall dan Paris Pan Java. cabang baru lainnya dikelola oleh Pretzelindo Sukses Pratama. Cabang Pak Wawa di Mall Taman Anggrek dan Puri Mall sudah tutup, yang benar-benar membuat saya sedih.

Staf Auntie Anne di PIM menginformasikan saya bahwa PT PSP (Pretzelindo Sukses Pratama) entah kenapa masih mengijinkan sisa dua cabang ini untuk beroperasi, namun melakukan takedown ketika dua cabang ini mendaftarkan bisnis mereka di Grabfood dan Gofood. Mungkin karena kasihan, respect kepada partner bisnis lama, atau hal lainnya.

Menu dan Rasa pun Berbeda

Dibawah ini adalah tweet dari akun resmi Pretzelindo Sukses Pratama yang mengatakan bahwa flavor yang ditawarkan di cabang Pak Wawa tidak sesuai standar Auntie Anne’s Global. Padahal justru menurut saya cabang rasa-rasa yang ditawarkan cabang Pak Wawa sangat enak dan kreatif.

tweet auntie anne's

Menu keempat cabang Pak Wawa ini memang berbeda dengan cabang lain yang dikelola Pretzelindo Sukses Pratama. Seperti yang sudah saya sebut sebelumnya, perbedaan yang paling mencolok adalah dari penawaran cheese stix mereka.

Untuk menu yang sama pun (misalnya original dan cheese pretzel), saya, pasangan saya, serta orang tua saya berpendapat kokoh bahwa rasa yang ditawarkan keempat cabang perseorangan ini berbeda dan lebih enak daripada cabang lainnya (tekstur lebih lembut dan ukuran lebih lebar_, namun tentu selera setiap orang berbeda-beda. Hal ini mungkin disebabkan dua hal – sumber bahan baku yang berbeda, atau kemampuan baking dari tenaga kerjanya, yang akan dibahas di topik selanjutnya.

Desain menu cabang pak Wawa yang agak jadul dan sedikit norak
Desain menu cabang pak Wawa yang agak jadul dan sedikit norak

Staff di cabang Pak Wawa Hampir Semuanya Loyal Selama Belasan Tahun

Ya, bapak Jimmy yang menjadi narasumber pertama tulisan ini, sudah bekerja di cabang Taman Anggrek selama 14 tahun, dan saya tahu ia tidak membual karena ia bisa bercerita tentang perpindahan lokasi Auntie Anne’s di Mall Taman Anggrek selama 14 tahun tersebut, dan apa yang ia katakan memang benar, karena saya sebagai pelanggan setia sejak umur belasan tahun juga ingat setiap lokasi yang suka berpindah – pindah (meskipun sayangnya saya tidak ingat bapak tersebut dari masa kecil saya). Ia berkata bahwa bukan hanya ia yang setia bekerja di sana selama belasan tahun, namun juga kawan-kawan kerjanya yang masih loyal terhadap empat cabang perseorangan tersebut. Pak Jimmy meninggalkan dunia ini (meninggal) dengan pekerjaan terakhirnya masih bersama tim Pak Wawa menjalankan cabang Auntie Anne. Luar biasa.

Narasumber kedua yang saya wawancarai di PIM pun bercerita bahwa meskipun cabang Puri Mall dan Taman Anggrek tutup, namun semua stafnya dipindahkan ke cabang PIM, bukan malah dipecat. Saya sendiri cukup kangen dengan mbak-mbak rusuh yang dulu kebagian jaga di cabang Puri Indah Mall.

Loyalitas mereka ini juga dibuktikan dengan degree of power dan decision making, misalnya, sudah 3x saya mendapatkan pretzel gratis dari cabang pak Wawa ini. Dan mereka berani bercerita panjang lebar soal sejarah bos mereka sehingga tulisan ini bisa ada. Kalau staf cabang PSP sih, boro-boro ngobrol atau ngasih pretzel gratis.

Penutup

Birokrasi bisnis memang bajingan, dan jaman sekarang mudah melihat brand-brand yang diperebutkan dua pihak. Biasanya, siapapun yang menang tidak akan berpengaruh pada konsumen, karena pihak yang menang biasanya merupakan pihak yang lebih kuat, dan pihak yang lebih kuat akan bisa melayani konsumen dengan lebih baik lagi.

Sayangnya, dalam kasus Auntie Anne, saya cukup prihatin. Meskipun Auntie Anne’s Indonesia berkembang pesat (banyak cabang baru, banyak promosi) dibawah kepemimpinan Pretzelindo Sukses Pratama,  namun saya menganggap rasa dan kualitas pretzel yang ditawarkan cabang Pak Wawa.

Apabila memang sumber bahan bakunya berbeda, maka sebenarnya tidak menjadi masalah karena hanya tinggal mengganti supplier. Namun bagaimana anda membuat karyawan baru bisa memiliki skill yang sama dengan karyawan yang sudah ahli membuat pretzel selama belasan tahun? Atau jangan-jangan, selama ini cabang pak Wawa memang tidak menggunakan standar bahan baku yang diberikan oleh Auntie Anne pusat? Entahlah, yang jelas saya lebih suka rasa asli yang sudah saya coba belasan tahun yang lalu.

Yang saya cukup sayangkan adalah, kenapa sih Pak Wawa tidak buka pretzel dengan brand lain saja? Saya jamin banyak loyalis Auntie Anne lama yang rela pindah brand. Pak Wawa pasti kuat secara modal karena bisnis nya banyak. Saya ingin banget ngobrol sama Pak Wawa soal hal ini, tapi tidak berhasil mendapatkan koneksi kesana. Bagi pembaca yang kenal, mohon bisa dibantu.

Saya juga berusaha mendapatkan tanggapan dari PT PSP namun tidak berhasil halaman kontak di website mereka broken. Namun ketika sudah berhasil tulisan ini akan saya update.

Ingin belajar memilih kartu kredit terbaik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anda?

pabila kamu pemula di dunia kartu kredit dan ingin mulai mengumpulkan cuan dari kartu kredit, maka kamu akan cocok bergabung di kursus C4: Cari Cuan Credit Card, dimana kita akan belajar:

  1. Bagaimana orang bisa naik pesawat gratis dari penggunaan kartu kredit
  2. Bagaimana kartu kredit bisa membuat kita berhemat ratusan ribu sampai jutaan rupiah setiap bulan
  3. Bagaimana cara agar tidak membayar biaya kartu kredit sama sekali

Ayo cek dan gabung sekarang dengan klik tombol dibawah!

C4: Cari Cuan Credit Card
C4: Cari Cuan Credit Card
Adrian Siaril
Adrian Siaril

The boss

Articles: 617

CATATAN!

karena tingginya spam, kolom komentar saya tutup sementara. Untuk menghubungi saya, dm saya di Instagram, Telegram, Tiktok (@adriansiaril), atau isi formulir dibawah ini.