Asuransi itu Investasi?

Masih banyak yang bingung soal pengertian asuransi. Mereka kerap bertanya asuransi itu proteksi atau investasi. Saya pun bingung menjawabnya, karena proteksi dan investasi hal yang berkaitan dan bukan malah berkebalikan. Ketika kita membeli asuransi, kita melakukan investasi untuk masa depan kita. Namun investasi itu banyak macam dan jenisnya:

  • Ada yang untuk dipakai sehari-hari, misalnya rumah
  • Ada yang untuk dihabiskan, misalnya tabungan liburan
  • Ada yang untuk keamanan diri, misalnya senjata atau CCTV
  • Ada yang untuk pengembangan diri, misalnya kuliah dan kursus
  • Ada yang untuk dana pensiun, misalnya reksadana
  • Dan tentu saja ada yang untuk proteksi, yaitu asuransi

Jadi singkatnya sih, asuransi itu ya investasi yang sifatnya proteksi.

Kalau Asuransi Unit Link?

Asuransi sendiri umumnya terbagi dua, yaitu asuransi tradisional tanpa komponen reksadana, dan satu lagi asuransi unit link dengan komponen investasi reksadana. Seperti yang saya pernah bahas sebelumnya, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, dan kita memerlukan keduanya di kehidupan kita untuk membangun piramida finansial yang kuat. Unit link cocok untuk asuransi jenis kesehatan, sedangkan tradisional lebih cocok untuk perlindungan jiwa seumur hidup. Jangan percaya apabila anda diberitahu bahwa asuransi unit link adalah ‘pengganti’ asuransi tradisional.

Membahas asuransi unit link tentu lebih rumit karena komposisinya lebih banyak. Selain harus meneliti dan mempelajari manfaat perlindungan yang ditawarkan, kita harus juga mempelajari performa reksadana di unit link tersebut, karena bila performa reksadananya buruk, maka kita bisa mengeluarkan uang lebih banyak daripada yang seharusnya. Bagi mereka yang sudah berinvestasi reksadana tentu akan lebih mudah mempelajari tentang asuransi unit link, karena sebenarnya prinsipnya mirip.

Hal ini yang sayangnya seringkali tidak dipahami oleh calon nasabah asuransi, dan lebih parahnya lagi, tidak juga dijelaskan secara jelas oleh kebanyakan agen asuransi. Dari puluhan agen asuransi yang saya kenal, 80% hanya tahu soal jualan, jualan, jualan. Mereka tidak paham soal unsur reksadana dalam produk yang mereka jual. Pokoknya nasabah dijanjikan investasinya akan naik dalam sekian tahun, tanpa diberitahu ada risikonya.

Sudah menjadi kewajiban masing-masing calon nasabah untuk belajar sendiri dan tidak mengandalkan orang lain dalam mempelajari polis asuransi mereka. Jangan malu bertanya, carilah second opinion alias pendapat kedua, dan rajinlah membaca referensi.

Kerjasama Asuransi dan Manajer Investasi

Kerjasama antara manajer investasi dan asuransi menurut saya patut dibanggakan dan memberikan rasa aman ekstra bagi para calon nasabah, sehingga saya bingung kenapa malah banyak agen yang mengganggap remeh fakta ini dan tidak pernah menyinggungnya saat ‘pitching‘ ke klien.Padahal di tahun 2020 ini, persepsi masyarakat terhadap dunia investasi kian memburuk, dengan banyaknya kasus terkait dunia reksadana, investasi bodong yang masih menjamur, serta harga saham yang masih belum pulih.

Mengatur keuangan bukanlah sesuatu yang mudah. Kita sebagai individual saja kesulitan mencapai kemerdekaan finansial, jadi apalagi perusahaan yang bertugas mengelola uang kita? Sebesar-besarnya suatu perusahaan asuransi, merekapun pasti punya keterbatasan tenaga dan sumber daya dalam membuat strategi investasi.

Oleh karena itu, kebanyakan asuransi besar membuat sinergi atau kerjasama dengan manajer investasi terkemuka untuk mengelola uang polis nasabah mereka. Apa keuntungannya? Pihak asuransi biasanya mendapatkan bagi hasil dari biaya manajemen aset yang dikenakan ke nasabah (biaya manajemen aset ini memang ada di setiap produk reksadana). Selain itu, perusahaan asuransi mendapatkan akses ke tenaga yang lebih ahli di dunia investasi, sehingga bisa mendapatkan performa dana investasi yang lebih baik dan menguntungkan nasabah.

Di sisi lain, manajer investasi juga diuntungkan karena diberi kepercayaan mengelola dana yang lebih besar. Semakin besar dana kelolaan seorang manajer investasi, semakin besar juga pemasukan operasional mereka, karena biaya manajemen investasi yang bisa dikenakan tergantung seberapa besar dana kelolaan mereka. Selain itu, besarnya dana kelolaan juga menentukan seberapa kuat sebuah pihak di pasar saham. Hal ini berdampak positif pada kita sebagai nasabah yang menitipkan uang kita untuk mereka kelola, karena manajer investasi tersebut punya banyak sumber daya untuk memaksimalkan retur uang kita.

Prudential dan Eastspring

Salah satu contoh perusahaan yang menerapkan hal ini adalah Prudential Indonesia, dimana mereka membuat anak perusahaan bernama Eastspring Asset Management khusus untuk mengelola investasi nasabah Prudential. Ada hal yang menarik disini, yakni Eastspring merupakan manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar di Indonesia per Desember 2019, dan Prudential pun menurut data AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia), merupakan pemimpin pasar industri asuransi jiwa Indonesia. Jadi bisa dibilang, dalam hal ini perusahaan asuransi terkuat di Indonesia bekerjasama dengan manajer investasi terbesar di Indonesia.

Berbeda dengan kebanyakan asuransi lain yang menjalin kerjasama dengan manajer investasi pihak ketiga, kerjasama dengan anak perusahaan seperti ini memiliki beberapa keunggulan, misalnya biaya manajemen investasi yang dikenakan cenderung lebih rendah, serta adanya kekompakan dalam mengatur strategi investasi unit link. Sebagai contoh, di masa penuh ketidakpastian seperti ini, baik Prudential maupun Eastpsring memiliki strategi untuk berinvestasi pada saham-saham blue chips untuk mencapai strategi defensive. Di perusahaan asuransi lain yang menerapkan model fund on fund – dimana unit link asuransi nya hanya diinvestasikan di reksadana manajer investasi lain – sang asuransi biasanya cenderung pasrah atau tidak memiliki kontrol bila sang manajer investasi mengganti strategi investasi pada reksadana yang mereka kelola tersebut.

Inovasi dari Prudential dan Eastpring juga membuahkan produk reksadana yang unik-unik, yakni reksadana dengan komposisi saham luar negeri. Jenis reksadana seperti ini masih jarang di Indonesia, namun Prudential sendiri sudah menawarkan setidaknya 6 jenis reksadana jenis offshore ini, misalnya unit link dengan saham negara maju atau unit link dengan saham negara Tiongkok.

Saham luar negeri sendiri, terutama yang di negara maju seperti Amerika dan Tiongkok, cenderung memiliki harga lebih stabil dan mengungguli saham lokal Indonesia. Saya sangat menyarankan setiap orang untuk sebisa mungkin mendiversifikasikan portfolio mereka ke saham luar negeri, dan karena secara hukum (legal) kita belum boleh membeli saham luar negeri secara langsung, maka cara terbaiknya adalah dengan membeli reksadana yang mengandung komposisi saham luar negeri.

Sayangnya, kebanyakan reksadana jenis offshore ini belum banyak tersedia, dan hebatnya perusahaan asuransi malah lebih banyak menawarkan jenis reksadana ini daripada manajer investasi.

Buka Polis Saat Pandemi?

Membuka polis unit link di saat seperti ini justru memiliki dua keunggulan: pertama, kita akan mendapatkan proteksi ekstra bila amit-amit mengalami masalah kesehatan. Kedua, harga saham dan obligasi yang sedang jatuh justru memberikan kita kesempatan untuk membangun portfolio dari titik yang rendah, sehingga ketika nanti ekonomi sudah pulih kitapun bisa menikmati hasil investasinya.

Tulisan ini menggunakan siaran pers PT. Prudential Life Assurance sebagai referensi utama, file terlampir dibawah:

siaran-pers-prudential-indonesia-dan-eastspring-indonesia-tegaskan-komitmen-jangka-panjang-untuk-melindungi-dan-mengelola-investasi-nasabah-finalDownload

Adrian Siaril
Adrian Siaril

The boss

Articles: 591

5 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  1. Eastspring memang bagus, tapi pengalaman karena dapat Agen yang cuma tau jualan gak paham unit linknya, reksadana yang dipilih malah yang kurang bagus returnnya, untuk switching produk unit link minimal sudah 5 tahun umur polis baru bisa. Artikelnya sangat bermanfaat. Jangan lupa kalo mau beli reksadana kendali sendiri bisa download Aplikasi Bibit dan registrasi dengan KODE REFERAL SAHABATCECE biar dapat BONUS 25ribu ya 😀

    • Itu seriusan ci switching harus nunggu 5 tahun? Biasanya boleh kok 5x gratis switching setahun sejak awal. Kasitau aku nama produknya deh aku klarifikasi ke tim prudential.

      • Mungkin karena premi ny kecil ya dan dibawah 5tahun kan masih belum full 100% alokasi dananya, jadi males urus kali agent nya ? udah aku tutup polisnya dan ganti k full jiwa khusus buat warisan ? hehehe jadi gak liat unit link nya lagi