Kenapa ada MLM (multilevel marketing) dalam bot forex atau auto trade?

MLM dalam bot forex memunculkan banyak spekulasi bahwa bot forex merupakan skema piramida atau money game. Meskipun MLM memang bisa dan kerap dijadikan kedok money game untuk beroperasi. Nyatanya metode MLM ini telah menjadi strategi marketing yang efektif digunakan selama puluhan tahun di dunia asuransi maupun penjualan produk lain seperti produk kesehatan.

Konten ini juga tersedia dalam format video Youtube

Sebenarnya ada tiga alasan singkat kenapa pencipta bot forex menggabungkan skema MLM dalam penjualan bot mereka.

Sangat menghemat biaya 

Bagi para pelaku bisnis seperti saya. Tentunya tahu bahwa biaya marketing / promosi merupakan suatu fixed cost dimana kita mengeluarkan uang dalam jumlah pasti didepan. Namun belum tentu menghasilkan keuntungan yang setimpal dibelakang.  

Dengan adanya skema MLM, kita hanya memberikan insentif atau “gaji” kepada orang yang sudah ada hasilnya didepan, baru dibayar dibelakang. Sehingga ini sangat menghemat banyak biaya dengan cara mengubah fixed cost menjadi variable cost

Bagi para pembuat dan pemasar bot forex yang tidak memiliki modal besar. Tentu skema MLM ini membantu perkembangan bisnis dengan mudah dan efisien.

Menutupi Running cost tanpa membebankan pengguna

Menjadi pencipta bot forex bukan hanya sekedar membuat program lalu meninggalkannya begitu saja. Ada biaya berjalan yang perlu dipertimbangkan, seperti gaji staf IT, biaya listrik server, pembaharuan algoritma bot, perbaikan, dan lain-lain. Profit sharing memotong keuntungan kotor pengguna bot yang berarti pengguna tidak dikenakan biaya melebihi keuntungan yang mereka terima. Berarti hal ini sebenarnya sama-sama menguntungkan.

Komponen biaya lain yang hilang akibat skema MLM ini adalah biaya customer service. Meskipun tetap ada staf customer service yang melayani keluhan teknis, namun jumlahnya tidak perlu banyak. Hal ini karena anggota pengguna bot akan cenderung menghubungi upline mereka sebagai poin kontak pertama. Sehingga pembuat bot tidak perlu menyediakan banyak tenaga customer service.

Menguntungkan si pembuat bot tanpa nambah modal

Kritik utama terhadap bot forex adalah “kalau memang cuan, kenapa ngajak – ngajak?” – suatu pernyataan yang memang berdasarkan logika ada benarnya. Dalam kegiatan trading yang bisa dibilang “zero sum game”, seharusnya keuntungan dinikmati sendiri saja. Karena semakin banyak yang bergabung, semakin tinggi pula risiko keuntungannya berkurang.

Tapi kritik tersebut lupa memposisikan diri sebagai si pencipta robot forex, yang bisa saja meskipun cerdas namun memiliki keterbatasan dana atau modal. Dengan memberlakukan skema sharing profit pada layanan robot forex atau autotrade, pemilik robot pada dasarnya mendapatkan keuntungan tambahan tanpa harus menambahkan modal

Sebagai contoh apabila saya menciptakan bot forex dengan keuntungan 1% per hari dan memiliki modal 100.000.000, maka kuntungan saya perhari adalah 1.000.000. Saya lalu berhasil membuat 5 orang bergabung dengan modal masing-masing sejumlah 100.000.000 juga. Dengan adanya skema profit sharing 50:50 maka 5 orang yang menjadi downline saya hanya mendapat keuntungan 500.000/orang/hari ( total 2.500.000) dan sisa 2.500.000 lainnya menjadi milik saya. 

Jadi total keuntungan per hari saya 1.000.000 + 2.500.000 yaitu 3.500.000 dengan modal yang sama, hanya dengan mengajak orang menjadi downline saya. Hal ini tentu jauh lebih efisien daripada meminjam modal di bank (kena bunga) lalu memasukkan nya ke robot forex ciptaan sendiri. Dari segi manajemen risiko, profit sharing ini juga memperkecil risiko si pencipta bot forex, karena yang memiliki risiko kehilangan modal akibat losing trade adalah downline, bukan si penciptanya.

Kesimpulan: 

MLM bukan berarti money game, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada bot forex diluar sana yang sebenarnya money game namun menggunakan skema MLM sebagai kedok.

Maka dari itu kita perlu menimbang baik baik risiko pada bot forex, baik dari segi margin call ataupun broker kabur.