Jenis Reksa Dana yang Underrated

Terdapat satu jenis reksadana yang cenderung dilupakan orang, yakni reksa dana campuran. Mengapa demikian? Saya rasa hal ini menjadi sesuatu yang wajar, mengingat beberapa penjual (APERD) produk reksadana campuran ini tidak begitu menonjolkan jenis reksadana ini pada aplikasi mereka. Sebut saja Bibit salah satunya, yang mana di aplikasi tersebut reksadana campurannya terletak di kategori ‘lainnya’, dan lebih sulit ditemukan dibanding dengan jenis reksadana lain.

Lantas, kenapa reksa dana campuran dikatakan sebagai jenis reksa dana yang underrated?

Hal ini bisa saya simpulkan sebagai berikut:

1. Memiliki Komposisi yang Tidak Jelas

Reksadana campuran ini memang memiliki komposisi yang kurang begitu jelas. Seperti berapa besar yang dialokasikan untuk saham, untuk surat utang atau instrumen pasar uang yang cenderung dibebaskan kepada manajer investasi, dan berkisar sebesar 0 hingga 79%.

Sehingga ketika membeli produknya, bisa saja kita membeli reksadana campuran yang berisi surat utang 79%. Atau bisa juga kita membeli reksadana campuran yang isinya saham semua.

2. Semuanya Diatur Oleh Manajer Investasi

Untuk hal ini, kita tidak pernah tahu karena semua komposisi tergantung dari manajer investasinya masing-masing. Tentunya hal ini cukup merepotkan, karena tidak sesuai dengan rumusan-rumusan alokasi investasi yang disediakan oleh beberapa aplikasi penjual reksadana.

Misalnya saja seperti Bibit dan Makmur, yang mengatur secara otomatis alokasi investasi ideal berdasarkan umur dan target pensiun. Di sana biasanya sudah diatur tentang pembagian terkait instrumen investasinya, seperti berapa persen pembagian pada saham, pasar uang, pendapatan tetap dan lain sebagianya. Sehingga reksadana campuran ini tidak bisa dimasukkan ke dalam rumus tersebut karena dari segi komposisinya sudah tidak pasti. 

Apakah reksa dana campuran ini lantas menjadi tidak recommended?

Menurut saya justru sebaliknya, karena saya pernah membahasnya di sini. Sebenarnya jenis investasi ini dalam beberapa kasus dan beberapa produk, return-nya bisa jauh mengalahkan reksadana saham, baik small cap maupun new cap.

Mengapa bisa demikian? Sebab kita memberikan keleluasaan pada manajer investasi untuk melakukan switching dari satu instrumen ke instrumen lainnya, tanpa harus kita melakukan switching secara mandiri. 

Contohnya ketika saham sedang turun, manajer investasi akan mengambil profit kemudian memarkirkan dana di surat utang. Meski hal tersebut tidak menjamin bahwa reksadana campuran akan selalu untung. Karena ketika kondisi kedua pasar yang ada memburuk, maka secara otomatis investasinya akan mengalami penurunan juga. Walaupun mereka diperbolehkan untuk switching ke instrumen pasar uang. 

Kesimpulannya, apa reksa dana ini memang underrated?

Berinvestasi di reksadana campuran ini pada dasarnya ialah kita telah sepenuhnya mempercayakan investasi kepada manajer investasi. Hal ini berkebalikan dengan reksadana indeks, di mana manajer investasinya tidak diberikan keleluasaan sama sekali, karena komposisinya harus mengikuti indeks. 

Jadi, menurut saya jenis reksadana campuran tidak begitu buruk, akan tetapi sangat penting jika Anda berinvestasi di reksadana campuran untuk dapat memilih manajer investasi yang memiliki strategi investasi dan track record yang mumpuni. Karena jika pada reksadana indeks hanya percaya dan mengandalkan performa indeksnya, sedangkan di reksadana campuran sangat mengandalkan manajer investasinya.