Adrian Siaril

Klik Menu ☰ untuk Melihat Konten

Nostalgia Kemerdekaan

Tubuh berserak di pinggir jalan
Derapan langkah dibalik rerumputan

Semerbak harum nyanyian
Terikat suara tangisan dara
Kutanya pada yang tua
Apa makna sebuah dosa

Ketika mereka dipuja
Oleh eluan merdeka
Yang muda diam terlena
Yang tua tiada berdaya
Semua tenggelam dalam suara

Ku diam terpana
Terhasut derap kaki kuda
Darah darah terlukis pada awan
Bagaikan hujan organ organ

Ku duduk di tepi meja
Berdua dengan sang pena
Di ruangan tanpa hawa
Tanpa canda tanpa tawa

Ketika kulihat yang berkuasa
Tak kutangkap makna kebebasan
Yang terlihat hanya kekuatan
Kekuatan dan perlawanan

Apalah daya seorang pemuda
Kalau ditanya apa yang dipunya
Hanya kertas dan pena
Dan sebuah pemikiran

Wacana yang terpendam dalam jiwa
Telah terlepas ke alam surga
Pikiran-pikiran yang tersimpan
Telah tertuang ke sudut ruangan

Ketika kuasa kalah oleh tulisan
Ketika yang muda punya iman
Maka tak lagi perlu demonstran
Tak butuh lagi kekuatan

Janganlah cinta kita simpan
Tapi buanglah semua kebencian
Wajah wajah yang tampan
Sudah tak lagi sepadan

Kututup ini dengan senyuman
Kutahu mereka mendengarkan
Apa yang sudah kuserukan
Untuk sebuah kemerdekaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Artikel Terkait

Artikel Populer

Rekomendasi Produk

P2P lending 

akseleran

alami

 

easycash

Penjual Reksadana 

Securities Crowdfunding 

bizhare

Emas, Kripto, Saham Luar Negeri

Solusi Bisnis 

Jurnal adalah software akuntansi dari Mekari

Qontak adalah software CRM besutan Mekari

Talenta adalah sofware HRIS dari Mekari

Deposito / Parkir Uang

Solusi Gratis Transfer Antar Bank 

Kumpulkan Miles dan Cashback Lebih Cepat dengan Menggunakan

Laper? Langsung Order Hangry

Booking Fotografer Seluruh Dunia

Satu satunya Pinjol yang Saya Approve