Nostalgia Kemerdekaan

Tubuh berserak di pinggir jalan
Derapan langkah dibalik rerumputan

Semerbak harum nyanyian
Terikat suara tangisan dara
Kutanya pada yang tua
Apa makna sebuah dosa

Ketika mereka dipuja
Oleh eluan merdeka
Yang muda diam terlena
Yang tua tiada berdaya
Semua tenggelam dalam suara

Ku diam terpana
Terhasut derap kaki kuda
Darah darah terlukis pada awan
Bagaikan hujan organ organ

Ku duduk di tepi meja
Berdua dengan sang pena
Di ruangan tanpa hawa
Tanpa canda tanpa tawa

Ketika kulihat yang berkuasa
Tak kutangkap makna kebebasan
Yang terlihat hanya kekuatan
Kekuatan dan perlawanan

Apalah daya seorang pemuda
Kalau ditanya apa yang dipunya
Hanya kertas dan pena
Dan sebuah pemikiran

Wacana yang terpendam dalam jiwa
Telah terlepas ke alam surga
Pikiran-pikiran yang tersimpan
Telah tertuang ke sudut ruangan

Ketika kuasa kalah oleh tulisan
Ketika yang muda punya iman
Maka tak lagi perlu demonstran
Tak butuh lagi kekuatan

Janganlah cinta kita simpan
Tapi buanglah semua kebencian
Wajah wajah yang tampan
Sudah tak lagi sepadan

Kututup ini dengan senyuman
Kutahu mereka mendengarkan
Apa yang sudah kuserukan
Untuk sebuah kemerdekaan.

Adrian Siaril
Adrian Siaril

The boss

Articles: 591

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.