Ngomongin RM Asetku

Strong disclaimer: informasi di tulisan RM Asetku ini opini pribadi dan bukan merupakan informasi resmi dari PT Pintar Inovasi Digital selaku pemilik merk Asetku.

Topik soal RM Asetku semakin sering dibicarakan sehingga layak mendapat tulisan tersendiri di blog saya ini. Memang Asetku tidak pernah kehabisan bahan omongan sih, baik dari penggemarnya maupun pembencinya. Makanya, saya suka bahas Asetku untuk naikin visit dan ranking blog saya.

Saya melihat bahwa beberapa pengguna Asetku ada yang ‘take for granted’ atas kehadiran RM di Asetku, ketimbang menghargai atau bersyukur. Padahal kalau kita bandingkan dengan p2p lending lain, RM yang bersifat ‘personal’ seperti di Asetku justru merupakan suatu kelebihan unik yang tidak bisa ditemukan di merk lain.

Untuk itu, saya merasa perlu menjelaskan beberapa hal tentang RM Asetku lewat tulisan ini.

1. Kenapa ada RM pelit

Ini pertanyaan yang sering ditanyakan, karena sebagai manusia tentu fokus kita adalah insentif (apalagi berupa uang). Pertama-tama, perlu diketahui bahwa budget resmi souvenir maupun voucher dari korporasi (PT Pintar Inovasi Digital) berbeda dengan budget pribadi RM anda.

Budget resmi korporasi cenderung sedikit dan disosialisasikan resmi melalui poster yang sering dibagikan RM, yakni pendanaan ratusan juta hanya mentok dapat tumblr saja. Sedangkan untuk budget resmi RM itu dikeluarkan atas inisiatif RM sendiri, menggunakan komisi yang mereka terima dari pendanaan kita.

Singkatnya, voucher yang anda terima bisa dibilang merupakan ‘sharing profit’ atau ‘cashback’ dari komisi yang mereka terima. Jadi, dengan meminta voucher tambahan diluar budget resmi perusahaan, anda memotong komisi alias penghasilan mereka.

Wajar saja, anda bisa perhatikan bahwa RM-RM muda yang belum berkeluarga cenderung lebih loyal daripada RM yang sudah punya tanggungan, karena jelas mereka yang sudah berkeluarga lebih bergantung pada komisi pendanaan anda.

Ini juga sebabnya hadiah yang diberikan berbeda antara satu RM dengan lainnya. Ada RM yang gamau repot cuma kirim amplop berisi voucher MAP, ada juga RM yang kreatif sampai ngirim ukiran nama, souvenir unyu-unyu, dan hal kreatif lainnya. Karena memang uang mereka (bukan perusahaan), jadi ya bebas mau beli apa untuk lender.

2. RM baru sepertinya lebih murah hati?

Sebenarnya hal ini tidak benar bila kita bandingkan data secara gamblang, namun saya bisa menjelaskan kenapa bisa kelihatan seperti ini.

  1. RM generasi terbaru cenderung mengandalkan channel digital sebagai ajang komunikasi dan promosi, sehingga lender-lender mereka aktif posting #TestimoniRM. Lender dari RM senior seperti saya hampir tidak pernah melakukan hal ini
  2. RM baru belum punya banyak klien, jadi alokasi budget mereka jauh lebih mudah, karena memiliki lebih sedikit klien yang harus dipuaskan. Silakan baca poin pembahasan nomor 1 sebelumnya bila masih bingung.
  3. RM senior memiliki tanggung jawab mengembangkan tim dan mendidik RM generasi terbaru, jadi RM baru memang memiliki lebih banyak ‘senjata’ yang ‘dipinjamkan’ agar bisa tumbuh secepatnya menjadi mandiri.
  4. RM senior kebanyakan sudah menjadi supervisor/kepala tim, dan tugasnya lebih fokus pada pengembangan tim, edukasi, dan analisa strategis. Wajar saja mereka sudah jarang kelihatan pamer-pamer di komunitas maupun media sosial. Mereka membiarkan junior-juniornya yang melakukan hal tersebut.

3. Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh RM

Di satu perusahaan banyak divisi dengan tanggung jawab masing-masing, dari IT, marketing, operasional, keuangan, dan lain-lain. RM masuk dalam kategori marketing dan menjadi penghubung antara pengguna Asetku dengan divisi lainnya. Jadi, sifat RM adalah sebagai pengantara, bukan dewa maha bisa.

Karena saya pernah bekerja sebagai customer service, saya paham sekali rasanya menghadapi customer yang marah-marah ke saya karena masalah mereka tak kunjung kelar, meskipun saya memang tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut. Jadi saya sangat bersimpati pada RM yang kena semprot pengguna Asetku atas masalah withdrawal, kuota, dan bug aplikasi.

Satu-satunya yang menjadi hak kita dari RM sebenarnya hanyalah komunikasi yang terbuka dan responsif, menjelaskan secara jujur dan tepat soal inti kendalanya, bukan malah ngeles pakai alasan yang ga masuk akal. Selama hal tersebut diberikan, seharusnya kita tidak perlu menyalahkan RM atas masalah yang tidak mereka sebabkan.

4. Kenapa teman anda dapat voucher lebih banyak?

Saya ga kenal teman anda siapa, jadi saya gunakan diri saya sebagai contohnya ya. Seperti yang sudah dibahas diatas, pemberian voucher diluar budget perusahaan adalah murni kebijakan dari RM masing-masing, yang harus memutar otak menghitung alokasi insentif mereka agar bisa membuat sebanyak mungkin kliennya senang.

Ada kalanya, beberapa klien seperti saya dan teman anda tentu mendapat perlakuan khusus. Saya jelaskan secara gamblang kenapa saya (bukan teman anda) tetap mendapat voucher bulanan dengan jumlah lumayan meskipun pendanaan sedikit:

  1. Saya berkontribusi memberikan leads berupa referral ke RM saya, sehingga beliau terbantu mencari klien baru. Usaha saya tersebut dihargai oleh RM saya, karena waktu adalah uang, jadi saya yang sudah membuang waktu mempromosikan Asetku lewat blog ini ya dapat uang.
  2. Saya sering meluangkan waktu dan tempat mengedukasi dan berdiskusi dengan RM saya dan anggota tim nya. Obrolan kami juga bukan senda gurau atau gosip, melainkan membicarakan industri p2p lending, manajemen keuangan, teknologi, dan industri. Ada ilmu yang saya teruskan ke mereka, dan karena ilmu saya dihargai, maka saya mendapat incentive dalam bentuk voucher.
  3. Blog ini sedikit berkontribusi membuat Asetku populer sejak lama, dan saya merupakan salah satu lender generasi pertama yang sudah mendanai sejak app Asetku masih beta, sejak belum ada RM. Jadi wajar saja Asetku secara perusahaan maupun RM saya menghargai loyalitas saya yang sudah turut tumbuh bersama Asetku sejak awal.

Satu hal unik yang perlu anda tahu adalah, seumur hidup dari pertama kali mendanai Asetku sampai hari ini, saya tidak pernah sekalipun menagih voucher. Bila tidak percaya, anda boleh cek history komunikasi saya dengan RM saya di Whatsapp maupun seluruh media lainnya.

5. kenapa lender baru dapat lebih mudah dan lebih banyak dapat voucher

Sudah menjadi tradisi semua bisnis di dunia, bahwa pengguna baru memang selalu mendapat perlakuan lebih baik daripada pengguna setia. Silakan cek contoh lokal di Tokopedia, Bukalapak, Gopay, Koinworks, dan semua brand lain yang anda gunakan setiap hari. Jadi, wajar saja hal tersebut juga berlaku di Asetku.

Hal ini juga bukan ditentukan atas dasar diksriminasi atau favoritisme RM, melainkan merupakan kebijakan perusahaan yang memprioritaskan pertumbuhan lender baru. Bukan berarti Asetku tidak butuh lender setia ya, tapi memang metriks sehat suatu usaha kan memang pertumbuhan jumlah pengguna aktif.

Selain itu, sudah pernah saya jelaskan bahwa lender retail seperti kita pada dasarnya memang rewel dan susah untuk loyal, jadi jangan salahkan penyelenggara bila mereka lebih fokus membawa lender baru dibandingkan memelihara loyalitas kita yang mudah pudar kapan saja. Hal ini tentu bukan hanya berlaku untuk Asetku melainkan penyelenggara lain diluar sana.

6. Tapi, memang benar beberapa RM lebih payah daripada yang lainnya

Tidak bisa dipungkiri bahwa beberapa RM memang kurang profesional dibandingkan lainnya. Merekruit dan melatih sekian ratus orang tentu tidak mudah sekalipun bagi perusahaan sebesar Asetku, jadi wajar saja ada jomplang kualitas diantara para RM.

Sudah banyak cerita horror tentang RM yang susah dicari, kasih informasi tidak benar, dan bahkan tidak pernah mengirimkan hadiah perkenalan sama sekali. RM-RM seperti itu setahu saya sudah hampir ‘punah’ karena Asetku ‘bersih-bersih’ selama 2021 ini.

Kendati demikian, saya cukup shock dan menyayangkan salah satu perilaku RM yang sempat viral di grup Telegram, dimana ada RM yang ‘ngambek’ dan ‘mengusir klien’ karena klien nya minta ganti RM. Setelah saya pelajari lebih lanjut, menurut saya memang klien menyalahkan RM atas kendala yang diluar kuasa RM (baca pembahasan nomor 3).

Namun seharusnya, RM menanggapi dengan kepala dingin dan bijaksana, jangan malah ngambek dan membuat pernyataan situasi memburuk. Ingat, dalam dunia customer service, pokoknya klien yang selalu benar dan kita harus minta maaf meskipun ga salah. Hal ini harusnya sudah mendarah daging di setiap RM Asetku.

Kalau memang mau pindah RM…

Usahakan minta ganti ke yang satu tim, supaya ga terjadi konflik internal dan terjadi proses evaluasi.

Bila anda minta ganti RM yang berbeda tim, bisa jadi terjadi perang dingin antara beberapa pihak karena tuduh-tuduhan dan salah-salahan. Bila memilih RM baru yang satu tim dengan RM sebelumnya, maka:

  1. Ada proses transisi dan delegasi bebas konflik, sehingga anda sendiri yang diuntungkan (tidak ada status quo)
  2. Ada proses evaluasi untuk RM lama anda, karena atasan RM baru dan lamanya sama, sehingga si atasan tersebut bisa menilai apa yang salah, dan memberitahu RM baru anda untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama
  3. Tidak terjadi gesekan antar tim RM, dan gesekan antar individual juga akan minim sekali karena memiliki atasan yang sama
  4. Dalam kasus tertentu, RM baru anda dengan senang hati tetap berbagi komisi dengan RM lama anda sehingga RM lama anda tidak kehilangan penghasilan.

 

Ingin belajar memilih kartu kredit terbaik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anda?

pabila kamu pemula di dunia kartu kredit dan ingin mulai mengumpulkan cuan dari kartu kredit, maka kamu akan cocok bergabung di kursus C4: Cari Cuan Credit Card, dimana kita akan belajar:

  1. Bagaimana orang bisa naik pesawat gratis dari penggunaan kartu kredit
  2. Bagaimana kartu kredit bisa membuat kita berhemat ratusan ribu sampai jutaan rupiah setiap bulan
  3. Bagaimana cara agar tidak membayar biaya kartu kredit sama sekali

Ayo cek dan gabung sekarang dengan klik tombol dibawah!

C4: Cari Cuan Credit Card
C4: Cari Cuan Credit Card
Adrian Siaril
Adrian Siaril

The boss

Articles: 632

CATATAN!

karena tingginya spam, kolom komentar saya tutup sementara. Untuk menghubungi saya, dm saya di Instagram, Telegram, Tiktok (@adriansiaril), atau isi formulir dibawah ini.