Cara Mengevaluasi Perusahaan P2P Lending
Isi
sembunyikan
Setiap bulannya, saya mencoba website P2P lending baru untuk direkomendasikan di halaman ini –> Perbandingan P2P Lending di Indonesia
Dalam melakukan evaluasi, saya menggunakan faktor-faktor yang saya sebutkan di bawah ini. Saya juga merekomendasikan anda untuk menggunakan faktor-faktor tersebut supaya bisa objektif memilih ladang investasi terbaik.
1. Kuantitas Pinjaman
Total semua pinjaman yang masih bisa kita beri dana dalam waktu tertentu. Jumlah pinjaman yang sedikit berarti tingginya kemungkinan dana nganggur (tidak berbunga) yang stuck di wallet website. Jumlah kuantitas pinjaman juga membantu proses diversifikasi (meminimalkan risiko dengan menyebarkan uang).
Kuantitas pinjaman juga tergantung pada plafon/limit pinjaman yang tersedia. Apabila pinjamannya banyak tapi plafonnya kecil-kecil (seperti Danamas) maka pinjaman akan cepat habis. Sebaliknya, satu pinjaman dengan tenor tinggi (seperti Danamart) memastikan ketersediaan produk untuk didanai.
2. Variasi Pinjaman
Apakah pinjaman personal dan perusahaan berjumlah seimbang atau hanya satu jenis saja yang ditawarkan? Apakah semua pinjamannya tinggi risiko? Bagaimana dengan tenor pinjamannya? Semakin banyak perbedaan perbedaan diatas di setiap pinjaman yang ada, semakin bervariasi.
Klasifikasi pinjaman perusahaan terbagi beberapa jenis, misalnya project financing, supply chain financing, invoice financing, purchase invoicing, dan lain-lainnya. Sedangkan pinjaman personal biasa hanya terbagi menjadi pinjaman pendidikan, konsumtif, dan credit takeover. Ada juga produk p2p lending yang fokus di budidaya alam serta UMKM.
Variasi pinjaman penting untuk diversifikasi portfolio. Untuk mengenal istilah-istilah diatas anda bisa membuka kamus saya.
3. Terdaftar oleh Regulator (OJK)
Sudah sangat jelas website yang diawasi OJK tentunya lebih bisa mempertanggungjawabkan uang investor dan memberikan rasa aman.
Namun demikian, perlu anda ketahui bahwa ‘diawasi oleh OJK’ belum tentu menjamin dana anda sepenuhnya dilindungi.
Baca artikel ini di poin ketiga untuk memahami peran OJK dan makna kata ‘diawasi’
4. Jumlah Minimal Investasi
Semakin rendah jumlah nominal minimal, semakin mudah mendiversifikasi investasi. Namun website yang meminta jumlah besar sebagai minimal investasi biasanya lebih cepat dalam menyelesaikan proses penggalangan dana, sehingga akibatnya memiliki likuiditas lebih tinggi.
5. Kualitas Customer Service
Website digital, apalagi berurusan dengan uang, pasti ada saja kendalanya. Oleh karena itu tim customer service yang tanggap juga menjadi pertimbangan dalam memilih website.
6. Likuiditas
Seberapa cepat uang yang diinvestasikan bisa masuk ke kantong pribadi lagi. Hal ini dilihat dari beberapa hal yakni:
- Jumlah pinjaman tenor pendek yang ditawarkan.
- Kecepatan pencairan dana dari wallet website ke rekening pribadi.
- Seberapa cepat pinjaman terpenuhi. Apabila anda sudah mendanai pinjaman namun pinjaman belum terpenuhi, maka uang yang anda investasikan belum dihitung berkembang sama sekali.
7. Accessibility
Apabila investasi bisa dikelola melalui aplikasi smartphone, tentu bisa lebih cepat mengambil pinjaman dengan kualitas baik yang biasa diincar investor lainnya. Accessibility juga merujuk pada kualitas user experience yang disajikan.
8. Persentase Non Performing Loan (NPL)
Sesuai namanya, persentase NPL menunjukkan jumlah pinjaman yang gagal bayar atau dibayar pokoknya tanpa bunga. Semakin tinggi NPL di suatu website, menandakan bahwa banyak pinjaman di website tersebut memiliki risiko yang cukup tinggi.
Dulu, saya menolak untuk menjadikan NPL sebagai faktor penting dalam mengulas website karena tiga hal:
- Tidak semua website menginformasikan persentase NPL nya, sehingga tidak adil membandingkan website yang memiliki angka NPL dan yang tidak memiliki.
- Angka NPL berubah terus menerus untuk beberapa website (biasanya untuk website yang pinjamannya sangat banyak) dan platform biasanya memperbaharui informasi NPL secara tidak teratur sehingga angka yang mereka sampaikan belum tentu merefleksikan kondisi sebenarnya.
- Tidak ada kriteria yang jelas tentang NPL. Berapa lama pinjaman tidak dibayar sehingga disebut NPL? Bagaimana membuat garis perbedaan antara NPL atau macet? Bahkan tim Akseleran memberitahu saya bahwa ada website yang membatalkan status NPL salah satu pinjamannya hanya karena peminjam membayar kurang dari 0.5% dari uang yang seharusnya dibayarkan.
Per April 2019, OJK telah menerapkan kriteria bernama TKB90, yang menghitung persentase pinjaman lancar dikurangi dengan pinjaman yang sudah macet melebihi 90 hari. Artinya, bila ada pinjaman yang macet melebihi 90 hari, pinjaman tersebut harus dinilai bermasalah dan akan mengurangi angka TKB90 di setiap pengelola dana. TKB90 bisa dilihat dalam setiap website p2p lending yang sudah terdaftar dan berizin.
9. Perlindungan Modal Investor
Persentase gagal bayar sebenarnya kurang penting dibandingkan hal ini. Setiap website memiliki kebijakan masing-masing untuk mengatasi kejadian gagal bayar. Ada yang menggantikan modal anda, ada yang mengusahakan pencairan agunan, dan malah banyak yang tidak memberikan informasi tentang hal ini.
Umumnya, ada empat metode yang digunakan website lending yang menghadapi gagal bayar. Semuanya sudah dijelaskan secara detail di artikel ini.
10. Ketersediaan Produk Syariah
Beberapa investor tentunya tidak perlu memperhatikan hal ini. Namun bagi investor yang perlu produk syariah, jangan khawatir – beberapa website yang saya tinjau menyediakan produk syariah.
11. Pihak-Pihak di Balik Perusahaan Tersebut
Bagi investor yang membutuhkan keyakinan lebih tinggi, ada baiknya untuk menyelidiki siapa pihak-pihak yang berada di balik website yang anda danai. Memang sulit mengingat tidak semua website menginformasikan secara publik komposisi kepemilikan perusahaan mereka.
KoinWorks, Asetku, dan Investree, misalnya, masing-masing di backing oleh grup multikorporat besar seperti Mandiri Capital Indonesia, Asetku Group,
SBI Holdings, Persada Capital, Endeavor Catalyst, 9F Fintech Holdings Group, dan Kejora Ventures.
Tentunya ketiga website tersebut tidak akan mendapatkan dukungan dari investment group sebanyak itu bila mereka tidak menjalankan bisnisnya dengan baik. Jadi bisa dibilang mereka sedikit lebih kompeten dalam menjalankan usaha P2P lending ini.
13. Promo dan Program Referral
Kurang penting sebenarnya bagi kebanyakan orang. Namun bagi orang-orang seperti saya yang sangat menghargai uang receh, promosi dan program referral merupakan insentif baik untuk mengajak orang lain ikut berinvestasi. Selain mendapatkan hadiah kecil, dengan membawa satu investor baru, maka kita turut membantu perkembangan ekonomi Indonesia.
Promosi dalam p2p lending biasanya berupa potongan modal pendanaan, bonus retur, dan cashback langsung maupun tidak langsung.
14. Dampak Sosial
Sebenarnya saya ragu untuk menggunakan aspek ini. Tapi nyatanya, banyak orang yang berinvestasi di P2P lending untuk mengincar dampak sosial dan kebanggaan karena telah berbuat baik.
Umumnya, dampak sosial bisa dikategorikan dengan mudah seperti ini:
Yang baik: pinjaman microeconomy, UKM (usaha kecil menengah), agrikultural, perikanan.
Biasa saja: pinjaman invoice financing, purchasing perusahaan.
Tidak baik: pinjaman pribadi online, pinjaman pembelian pribadi.
15. Transparansi Produk Pinjaman
Apakah penyelenggara P2P lending menjabarkan informasi secara transparatif tentang peminjam mereka? Semakin banyak informasi tentang peminjam yang bisa kita lihat, semakin kita yakin bahwa peminjamnya nyata, bukan fiktif apalagi amit-amit menjalankan skema ponzi. Biasanya informasi peminjam ini dijabarkan dalam suatu dokumen yang disebut fact sheet. Sayangnya OJK tidak menstandarisasi struktur fact sheet sehingga setiap P2P lending memiliki kualitas fact sheet yang berbeda-beda.
16. Jumlah Nominal Pinjaman yang Sudah Dicairkan
Ini adalah faktor yang paling sering digembar-gemborkan oleh P2P lending yang perusahaannya sudah besar seperti Modalku (fakta, terjadi di fintech fair). Istilah lainnya ‘disburse amount‘, merujuk pada total uang yang P2P lending tersebut sudah berikan kepada peminjam. Faktor ini berguna untuk mengevaluasi seberapa sukses perkembangan usaha P2P lending, karena semakin banyak jumlah uang yang dicairkan, maka semakin besar juga keuntungannya. Sayangnya, bagi kita peminjam uang, faktor ini sebenarnya tidak penting malah bisa saya bilang sebagai bullshit (omong kosong). Alasannya?
Karena percuma saja kalau sudah banyak mencairkan pinjaman tapi banyak yang gagal bayar. Percuma saja banyak uang yang dicairkan tapi kualitas pelayanannya buruk . Faktor ini tidak memiliki pengaruh sama sekali terhadap mitigasi risiko maupun keuntungan kita sebagai investor. Faktor ini hanya digunakan perusahaan P2P lending untuk menggembor-gemborkan kehebatan mereka yang sebenarnya kita tidak peduli sama sekali. Abaikan.
Baca juga:
Ingin belajar memilih kartu kredit terbaik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anda?
pabila kamu pemula di dunia kartu kredit dan ingin mulai mengumpulkan cuan dari kartu kredit, maka kamu akan cocok bergabung di kursus C4: Cari Cuan Credit Card, dimana kita akan belajar:
- Bagaimana orang bisa naik pesawat gratis dari penggunaan kartu kredit
- Bagaimana kartu kredit bisa membuat kita berhemat ratusan ribu sampai jutaan rupiah setiap bulan
- Bagaimana cara agar tidak membayar biaya kartu kredit sama sekali
Ayo cek dan gabung sekarang dengan klik tombol dibawah!
karena tingginya spam, kolom komentar saya tutup sementara. Untuk menghubungi saya, dm saya di Instagram, Telegram, Tiktok (@adriansiaril), atau isi formulir dibawah ini.