Dua Macam P2P Lending
Bila bicara tentang jenis P2P lending, memang setiap website mengiklankan diri supaya kelihatan berbeda daripada saingannya. Misalnya, Crowde selalu mengaitkan diri dengan ‘membantu petani Indonesia’, Mekar selalu mengasosiasikan diri dengan ‘mendukung wanita Indonesia’, atau Ammana yang sangat identitasnya sangat erat dengan ‘Lending Syariah’
Tidak ada yang salah dengan istilah-istilah tersebut, toh namanya bisnis memang harus memiliki slogan untuk keperluan promosi. Yang saya sayangkan adalah, munculnya istilah-istilah baru yang tidak karuan tersebut membuat investor makin pusing harus memilih untuk investasi dimana, makanya saya menulis artikel Perbandingan P2P di Indonesia.
Artikel ini menjadi suplemen tambahan untuk memahami model bisnis dari website peer to peer lending di Indonesia maupun negara lain, yang sebenarnya hanya terbagi menjadi dua golongan besar: Ekonomi Bersama dan Ekonomi Konsumtif
1. Model Ekonomi Bersama
Contoh website: Modalku, Koinworks, Investree
Model ekonomi bersama lebih umum ditemui di Indonesia, dimana modal dari investor digunakan untuk mendanai kegiatan peminjam yang berkaitan dengan kegiatan bisnis.
Kelebihan model ini:
- Transparan: Anda memilih sendiri mau mendanai siapa, usaha apa, dan kegiatan apa. Hampir semua website model ini menyediakan informasi yang cukup jelas tentang pinjaman yang akan anda danai. Koinworks bahkan menyajikan data-data finansial dari sang peminjam untuk menjadi pertimbangan anda.
- Ada nilai sosial: Dengan berinvestasi di lending model ini, anda boleh sedikit berbangga karena membantu perkembangan ekonomi negara secara tidak langsung, karena semua pinjamannya berkaitan dengan kegiatan bisnis yang dilakukan di Indonesia (kecuali Modalku, misalnya, yang memiliki pinjaman di luar Indonesia).
- Banyak pilihan: Apabila anda punya kepedulian terhadap bidang agrikultur Indonesia, anda bisa memilih untuk hanya mendanai di lending pertanian seperti Crowde. Pendidikan? Banyak juga tersedia di KoinWorks. UMKM? Apalagi. Apapun industri yang anda ingin dukung, bisa dipilih secara bebas.
Tapi ada juga kekurangan dari model Ekonomi Bersama ini:
- Likuiditas cenderung lambat, karena anda harus menunggu pinjaman yang anda pilih untuk terdanai sampai penuh. Misalnya pinjaman tersebut bernilai 50 juta, anda hanya mendanai 5 juta, maka masih dibutuhkan 45 juta sebelum pinjaman itu berjalan. Apabila pinjaman belum berjalan, maka uang anda belum berbunga dan tidak bisa ditarik. Hal ini yang saya sebut sebagai ‘uang mati’ – tidak bisa digunakan, tidak berbunga juga.
- Sulit melakukan diversifikasi, apabila belum tahu dasar-dasar investasi. Cukup banyak informasi yang perlu diproses dalam model lending seperti ini, seperti tenor, bunga, nominal pinjaman, cicilan pinjaman lump sump atau tidak, dan untuk apa pinjaman tersebut akan digunakan. Akibatnya, pemula akan merasa kesulitan dengan model lending seperti ini.
2. Model Ekonomi Konsumtif
Contoh website: Kreditpintar, Asetku, Rupiahplus, Easycash
Model kedua yang ditawarkan website lending di Indonesia berbentuk ekonomi konsumtif – suatu istilah yang saya ciptakan meskipun tidak sepenuhnya tepat. Model ini masih jarang digunakan di Indonesia dan sangat umum di negara Tiongkok.
Dalam model ini, uang anda disebarkan bersama uang investor lainnya untuk mendanai pinjaman personal dari banyak orang sekaligus. Biasanya yang menyebarkan uang ini adalah robot (kecerdasan buatan). Robot tersebut juga melakukan analisa terhadap risiko para peminjam. Pinjaman yang didanai tersebut bermacam-macam dari pembelian pulsa sampai cicilan mobil.
Keuntungan model ini antara lain:
- Likuiditas sangat sangat cepat, karena dana anda ‘dijodohkan’ secara otomatis ke berbagai peminjam secara instant kapan saja, tanpa perlu menunggu pinjaman baru muncul atau menunggu nilai pinjaman terpenuhi.
- Bunga cenderung lebih tinggi karena pinjaman personal memang memiliki bunga yang lebih tinggi daripada pinjaman perusahaan (meskipun risiko lebih tinggi juga).
- Tidak ribet. Anda tidak perlu memilih produk yang sesuai dengan kriteria anda. Anda hanya perlu memilih tenor tanpa pusing memikirkan banyak informasi lainnya.
Sedangkan kekurangannya adalah:
- Anda mendukung konsumsi yang tidak sehat. Uang anda dipinjam untuk keperluan keperluan yang ‘tidak penting’ – makan mewah, beli pulsa, beli barang mewah, dan lain-lainnya. Tidak ada kebanggaan karena anda tidak berkontribusi terhadap ekonomi negara.
- Anda tidak tahu uang anda digunakan siapa dan untuk apa, karena website secara otomatis menyebarkan dana anda tanpa memberikan informasi terhadap sang peminjam dan keperluan pinjaman.
Jadi, Mana yang Lebih Baik?
Dua0duanya baik, tergantung anda saja investasi di lending tujuannya apa. Apabila mau keuntungan setinggi-tingginya, maka lebih cocok menumpukkan dana di website seperti Asetku, yang saat ini menawarkan bunga tertinggi ditambah dengan perlindungan modal 100%.
Namun bila anda investasi juga untuk membawa dampak sosial, mungkin bisa memilih website pendukung UMKM seperti Amartha, pendukung pertanian seperti iGrow, atau Investree.
Bagaimana Dengan Saya?
Saya menunjung tinggi konsep diversifikasi, sehingga uang saya dibagi merata ke lending konsumtif maupun ekonomi. Saya merekomendasikan anda juga melakukan hal yang sama seperti saya.
Ingin belajar memilih kartu kredit terbaik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anda?
pabila kamu pemula di dunia kartu kredit dan ingin mulai mengumpulkan cuan dari kartu kredit, maka kamu akan cocok bergabung di kursus C4: Cari Cuan Credit Card, dimana kita akan belajar:
- Bagaimana orang bisa naik pesawat gratis dari penggunaan kartu kredit
- Bagaimana kartu kredit bisa membuat kita berhemat ratusan ribu sampai jutaan rupiah setiap bulan
- Bagaimana cara agar tidak membayar biaya kartu kredit sama sekali
Ayo cek dan gabung sekarang dengan klik tombol dibawah!
karena tingginya spam, kolom komentar saya tutup sementara. Untuk menghubungi saya, dm saya di Instagram, Telegram, Tiktok (@adriansiaril), atau isi formulir dibawah ini.