Kagetkah membaca judul artikel ini?
Tenang, saya tidak menganjurkan anda untuk berhenti sekarang juga menaruh uang di instrumen lending, namun sebagai blogger yang bertanggung jawab, saya tidak boleh hanya membahas kelebihan P2P lending dan mengajak orang terjun kedalamnya saja. Saya juga harus mengajarkan exit strategy (cara keluar) yang baik dari jenis investasi ini.
Meskipun sebenarnya saya sendiri penasaran: apakah ada orang yang saat ini sudah berpikir untuk meninggalkan instrumen lending ini? Padahal P2P lending sedang berkembang pesat dan pemerintahan Indonesia juga mendukung positif sampai memperbolehkan salah satu fintech mengakuisisi bank lokal. Sampai saat ini belum ada tanda-tanda negatif apapun perihal P2P lending di Indonesia (selain meningkatnya persentase gagal bayar). Hal ini sangat berbeda dengan Tiongkok yang masalahnya tidak berhenti-henti.
Sebelum lanjut, baca dulu: Amankah Investasi P2P Lending Ini?
Kendati demikian, sebagai investor yang baik, kita selalu harus punya metode exit strategy untuk membatasi kerugian kita dan mencairkan investasi kita secara optimal. Dalam saham dan reksadana, proses keluar ini sangatlah mudah: jual saja aset anda kapan saja, dan anda tinggal menghitung kerugian atau keuntungannya.
Proses keluar ini lebih sulit di instrumen investasi yang memiliki maturity atau tenor, contohnya deposito, obligasi, dan juga P2P lending, karena anda harus menunggu aset anda jatuh tempo dahulu sebelum mengubahnya menjadi uang tunai.
Untungnya, deposito dan obligasi nilai investasinya dijamin oleh negara ataupun badan otoritas lainnya, sehingga meskipun anda tidak bisa mencairkan keduanya kapan saja, namun nilai investasi anda tidak akan menurun.
Sayangnya, P2P lending TIDAK ada yang menjamin 🙂
Beberapa P2P lending memang memiliki tabungan cadangan untuk menggantikan kerugian anda sebagai investor (atau lender, terserah anda suka istilah yang mana). Misalnya Asetku dan Koinworks. Beberapa lainnya bekerja sama dengan badan asuransi tertentu untuk melindungi modal anda, misalnya Amartha dan Modalrakyat. Namun perlu dicatat bahwa perlindungan modal tersebut tidak terikat aturan atau hukum apapun, mereka melakukannya secara sukarela dan berhak mengubah atau memberhentikannya kapan saja.
Informasi lebih lengkap tentang ini, baca Bagaimana P2P lending mengatasi gagal bayar?
Baik. Cukup membahas latar belakang nya. Intinya anda harus tahu bagaimana mencairkan seluruh dana anda di P2P lending secara efisien jika anda memang mau berhenti main di P2P lending, entah karena perlakuan OJK berubah kepada fintech, atau karena anda memang ingin mencoba instrumen invesatsi lainnya.
Pahami bahwa Pinjaman Berjalan Anda Tidak Akan Berubah
Misalnya OJK tiba tiba mengeluarkan aturan tentang pembatasan bunga pinjaman, anda tidak perlu langsung khawatir karena hal tersebut tentunya tidak akan mempengaruhi pinjaman anda yang sudah berjalan. Jadi anda tidak perlu khawatir pinjaman anda penghasilannya akan berkurang akibat penurunan suku bunga, kecuali memang pinjaman tersebut gagal bayar. Hal ini berbeda dengan obligasi negara yang memiliki bunga fluktuatif.
Pertimbangkan Sisa Tenor Lending Anda
Anda perlu melakukan peninjauan terhadap SELURUH pinjaman anda di SEMUA website P2P lending yang anda danai (istilahnya meninjau portfolio anda). Berapa banyak yang akan cair dalam tiga bulan kedepan, dan berapa banyak yang baru cair dalam satu tahun lebih?
Hal ini penting karena anda tidak bisa mencairkan seluruh uang anda dari berbagai pinjaman dan website begitu saja. Anda perlu mencatat tanggal dimana sebagian besar pinjaman anda sudah cair dan bisa ditarik secara bersamaan – untuk menghemat waktu anda.
Jangan Mencairkan Dana Sedikit-Sedikit
Lebih baik menunggu seluruh (atau sebagian besar) pinjaman anda jatuh tempo baru mengajukan pencairan dana.
Karena jika tidak, uang anda akan terpotong biaya transfer setiap kali mengajukan pencairan. Seperti yang anda mungkin tahu, kebanyakan transfer antar bank memakan biaya administrasi sekitar Rp5 ribu – Rp 6 ribu, dan hampir semua P2P lending membebankan biaya ini kepada anda sebagai lender. Jadi untuk meminimalkan potongan ini, anda harus meminimalkan frekuensi pengajuan pencairan.
Hal ini tentunya tidak berlaku untuk P2Plending yang secara otomatis mengembalikan modal anda ketika tidak digunakan (contohnya Asetku dan Aktivaku)
Anda tidak perlu khawatir akan keamanan uang anda di Virtual Account atau Wallet.
Apabila fintech yang anda danai memang legal terdaftar di OJK, maka uang anda yang berada didalam wallet atau virtual account P2P lending pasti aman karena tidak boleh diinvestasikan oleh fintech tersebut (kecuali anda mengatur auto lending yang disediakan). Namun anehnya, OJK memperbolehkan fintech untuk menginvestasikan sementara dana nganggur milik lender di reksadana pasar uang. Tidak perlu khawatir karena fluktuasi di reksadana tersebut tidak boleh mempengaruhi nilai saldo anda. Kerugian maupun keuntungannya ditanggung sepenuhnya oleh sang fintech.
Lupakan Kerugian
Jangan pernah berpikir bahwa untuk keluar dari suatu investasi tertentu, anda harus terlebih dahulu menutupi kerugian anda atau bahkan membuat untung dahulu. Pemikiran tersebut salah karena anda hanya akan membuang membuang waktu dan pikiran anda. Justru anda keluar dari suatu instrumen investasi untuk membatasi kerugian anda. Jika anda melanjutkan padahal selama ini rugi, mungkin anda malah akan makin rugi lagi.
Sebenarnya hal ini hampir tidak mungkin terjadi dalam P2P lending, kecuali anda benar-benar nekat menaruh uang anda di pinjaman pinjaman tinggi risiko tanpa perlindungan modal. Tapi namanya rugi bisa saja terjadi, keuntungan total saya di Modalku sebesar Rp500 ribu pada akhirnya ludes menjadi Rp100 ribu saja karena ada pinjaman yang gagal bayar sebesar Rp400 ribu.
Ketika hal tersebut terjadi, tentu saya tanpa pikir panjang langsung melakukan perencanaan untuk menarik seluruh dana dari Modalku, tanpa berpikir “pokoknya Rp400 ribu tersebut harus kembali dahulu”. Justru dengan menarik uang saya dari Modalku, saya merencanakan untuk mencari kembali Rp400 ribu yang hilang tersebut lewat website P2P lending lain atau instrumen investasi lainnya.
Buat Rencana Investasi Selanjutnya
Hanya karena anda kapok atau rugi di P2P lending, tidak berarti anda harus berhenti berinvestasi secara total dan kembali rugi karena inflasi. Anda masih punya pilihan investasi lainnya yang membantu anda melawan inflasi dan menghasilkan keuntungan lebih. Belajarlah dari kesalahan anda di P2P lending untuk menjadi investor yang lebih baik.
12 thoughts on “Cara Terbaik Berhenti Investasi P2P Lending”
Wah saya baru tahu sekarang kalau reksadana nya p2p sma sekali gak berefek sama dana kita. Efeknya di fintech semua.
Terimakasih banyak pak Adrian
Oya pak, kalau model seperti koinworks yang kita naro uang, pendanaa nya kita tidak tahu mulai kapan, tracking nya bagaimana ya pak? Kan bisa sampai 3 minggu tiap pendanaan. Kayanya harus manual. Belum lagi diversivikasi kita bisa bikin puluhan pendanaan. Makin susah tracking nya kalau manual 🙂
Untuk tracking keuangan di p2p lending saya memang biasanya hanya cutoff sebulan sekali bahkan 3 bulan sekali kalau sibuk pak. Saya kurang paham nih tujuan pak Bram tracking sebatas apa dan untuk apa? kalau cuma untuk P/L sih koinworks menyediakan reportnya, dan p2p lain misalnya mekar, amartha, juga punya fitur serupa untuk rekap pendapatan
kalau untuk lihat kapan dia disburse ke borrowernya, memang susah, kudu baca email dari p2p lendingnya ngabarin progres fundingnya uda sampe mana
Tujuan saya untuk menentukan exit route pak. Di masa lalu saya terlalu fokus ke 1 p2p, dalam hal ini koinworks. Saya ingin mendiversivikaaikan dana saya ke beberapa p2p setelah saya mulai mengenal dan mempelajari beberapa p2p lain, terutama asetku dan uangme
Kalau gitu paling di easycash pak, paling mudah karena ga ada tracking2 cuma lihat dananya bertumbuh tiap hari seperti rdpu
Bener nih bro, cuma sekarang kudu stand by rabu jumat jam 6 sore, sama tengah malem kayanya. Di kuota dia
Kayanya yg dulu kena semprot OJK jadi di kuota haha
untuk berhenti di koinworks dananya bisa kita ambil semua apa gimana yah?
Iya bisa aja, kecuali koin gabisa diambil
Nah kalo gitu kapan saat yang tepat untuk berhenti investasi di p2p lending?
liat dari sisi industri pak, karena susah kalau cuma lihat dari satu perusahaan (crowde dan vestifarm misalnya ancur tapi yang lain masi survive). Biasanya regulator mendadak bikin banyak aturan baru, lalu banyak p2p lending yang mendadak ‘mati suri’, nah itu perlu diwaspadai. P2p lending main tenor pendek aja pak supaya risiko seperti ini minim, karena regulasi imndustri sifatnya jangka panjang
Akhir tahun lalu nyobain di Vestifarm eh malah proyek batal dan duitnya ga dibalikin (kas habis buat dana talangan). Jadi bisa dibilang belum sempat masuk proyek eh sudah harus exit di P2P ini
Vestifarm ini memang saya dengar collapse ya terlalu banyak masalah. Saya untungnya ga sempat nyoba dulu
kalau saya strategi exitnya sederhana pak, saya mengambil dana pokok saya saja selama melakukan investasi. keuntungan dari investasi saya putar di p2p yang saya lakukan exit dengan mengambil tenor paling lama, biarkan modal “bekerja” sendiri. kalau untung syukur, kalau rugi ikhlas kok..hehe